| Comments ]

Seputar Indonesia RCTI belakangan ini menyiarkan hasil investigasinya mengenai baik buruknya penggunaan puyer. Puyer adalah racikan beberapa macam obat yang digerus menjadi satu. Dari kegiatan meracik dan mengerus (menumbuk obat menjadi satu) inilah yang menjadi sorotan karena seringkali alat yang dipakai untuk menumbuk obat tersebut BEKAS dipakai untuk menumbuk racikan obat sebelumnya. Dikhawatirkan racikan obat sebelumnya bercampur dengan racikan obat baru.

Puyer popular dimasyarakat Indonesia karena murah dan penggunaan puyer bisa disesuaikan dengan berat badan serta lebih mudah ditelan oleh anak kecil. Popularnya puyer di Indonesia sebenarnya didorong oleh karena lebih murah harganya.

Reportase RCTI tentang sisi positif dan negatif penggunaan puyer ini memicu pro dan kontra di masyarakat. Di satu sisi masyarakat diuntungkan karena murah dan sudah lama diyakini tidak menimbulkan masalah (atau karena belum terekspos saja korbannya). Di sisi lain jika melihat dari proses pengolahan yang tidak higienis, puyer cukup banyak memiliki dampak negatif.

Selain itu di Indonesia banyak praktisi kesehatan baik dokter, bidan dan perawat yang berani memberikan obat secara langsung kepada pasien dalam bentuk puyer. Padahal kewenangan memberikan atau meracik obat ada pada Farmakologis yang nota bene jauh lebih ahli dalam bidang farmakologi (So pasti ya... :P).

Banyak negara sudah meninggalkan pengobatan dalam bentuk puyer ini. Hanya Indonesia saja yang masih mempertahankan bentuk pengobatan dengan menggunakan puyer. Puyer sebenarnya tidak perlu dilarang selama dengan catatan peracikan higienis dan dilakukan ahlinya.

Gbr By : Darren Hester

READ VIA EMAIL FOR FREE