| Comments ]

Rencana Amerika yang akan mengeluarkan dana bailout sebesar 700 miliar US$, pertemuan para menteri keuangan seluruh dunia, dan serangkaian kebijakan domestik masing masing negara seperti di Indonesia yang melakukan penutupan bursa saham beberapa saat, ditingkatkannya jaminan pemerintah atas tabungan dari 100 juta menjadi 2 milliar, serta pertemuan Presiden dengan para gubernur dengan tujuan meningkatkan potensi ekonomi daerah, terlihat membuahkan hasil. Benarkah dampak krisis subprime mortgage mereda karenanya???

Jawabnya, belum tentu. Ini karena sumber utama dari krisis global ini adalah karena jatuhnya harga rumah di Amerika. Memang sudah 2 hari ini bursa saham seluruh dunia menunujkkan perkembangan yang positif. Hanya saja ini baru di sektor moneter. Bagaimana dengan sektor riil yang sudah terkena pukulan krisis global akibat subrpime mortgage ini???

Sektor moneter memang terkait dengan sektor riil tetapi keduanya akan memerlukan penanganan yang berbeda. Meningkatnya transaksi di bursa saham bukan berarti bergairahnya sektor riil. Entah apa yang akan dilakukan secara nyata oleh para pemimpin kita untuk mengatasi hal ini.

Intinya selama harga rumah di USA belum normal maka subrpime mortgage belum benar benar teratasi atau dengan kata lain bahaya masih mengancam. Di amerika sendiri ekonomi riil masih belum bergairah, pengangguran meningkat, dll. Jika ekonomi amerika belum pulih maka sudah bisa dipastikan negara yang terkait dengan amerika akan merasakan dampaknya.

Semoga saja pemimpin kita bisa menemukan formula yang tepat untuk menjaga perekonomian kita dan jika mungkin ekonomi global segera pulih. Kita sebagai rakyat juga bisa membantu upaya pemerintah kita dengan mulai mencintai produk dalam negri, menggunakan dan membeli produk dalam negri akan meningkatkan daya tahan ekonomi kita terhadap krisis global.

Other article : Ganti Blogger Template Gratis
Gbr by : maps.grida

READ VIA EMAIL FOR FREE